21 September 2016

Download LAN Messenger, Aplikasi untuk Chat dan Sharing data dalam Jaringan LAN

Assalamualaikum
Seperti biasa, sebelum masuk ke inti Artikel ini saya ingin menceritakan terlebih dahulu asal muasal artikel ini saya tulis, namun jika anda tidak ingin membacanya silahkan skip dan langsung download saja Aplikasi LAN Messenger dibagian Akhir artikel ini.

Hari ini adalah hari ke-2 saya bekerja di sebuah perusahaan di daerah saya. Saya menjabat sebagai Staff IT di perusahaan tersebut. Kedengaranya keren "Staff IT", Namun ekspetasi tak sesuai dengan kenyataannya, karena Rasanya lebih cocok kalau disebut "Kuli IT". Ya saya katakan Kuli IT karena mungkin karyawan di perusahaan tersebut kurang mengerti tentang Apa sebenarnya peran Orang IT di sebuah perusahaan. Sewaktu melamar pekerjaan, Sudah jelas disitu tertulis bahwa saya adalah lulusan jurusan Sistem Informasi, yang artinya pekerjaan saya meliputi Pemrograman Atau Develop Sistem Informasi, walaupun sebenarnya saya pun tak begitu ahli di bidang tersebut hehehe :D.

HRD dan pengujinya pun tahu tentang hal ini, karena waktu interview pertanyaan yang diajukan pun seputar jaringan Komputer spesifiknya ke Mikrotik dan Pemrograman PHP.

Kenyataanya aktivitas yang saya jumpai adalah, memperbaiki printer yang stuck, mengisi tinta printer, menguninstall aplikasi-aplikasi yang tidak penting, hingga menginstall ulang dan mengisi kembali Aplikasi-aplikasi yang biasa dipakai kerja oleh Karyawan


Ada 1 hal yang menarik saat saya menginstall Aplikasi di komputer komputer tersebut. dimana para karyawan minta di installkan Aplikasi LAN Messenger, karena menurut mereka aplikasi itu sangat membantu mereka dalam kirim kirim data/file antar para karyawan. Padahal sebenarnya LAN Messenger ini tidak begitu perlu dibutuhkan kalau hanya sekedar Sharing data, karena kita menggunakan Fasilitas Sharing Folder Bawaan windows. Namun mungkin karena dari awal memang mereka sudah terbiasa menggunakan aplikasi ini, sehingganya mau tak mau saya pun menuruti saja apa keinginan mereka dengan Menginstall LAN Messenger ini di Komputer mereka

Oh ia penggunaan LAN Messenger ini sangat mudah sekali, syarat utama untuk penggunaanya adalah harus ada lebih dari 1 Komputer yang terinstall Aplikasi LAN Messenger dan Komputer-komputer tersebut dapat saling terhubung melalui LAN atau WLAN. Intinya jika 2 komputer atau lebih sudah bisa saling Ping maka hanya dengan menginstall aplikasi LAN Messenger maka komputer2 tersebut sudah bisa saling Chat, atau sharing data layaknya aplikasi Messenger Facebook atau Line, atau Whatsup dan lain sebagainya, namun hanya terbatas untuk ruang lingkup Local Area Network (LAN)

Cara menginstall Aplikasi ini sangat mudah, cukup klik Next Next dan selesai karena itu saya rasa tak perlu saya tuliskan dan gambarkan secara rinci tentang Cara menginstall aplikasi LAN Messenger

Nah jika anda tertarik menggunakan LAN Messenger ini silahkan download melalui Link dibawah ini, dan Install di Semua PC yang terhubung ke jaringan anda, untuk menikmati sensasi Chatting di jaringan LAN :D


17 September 2016

Root Redmi Note 4G Dual Sim (Gucci) MIUI Global 8 Stable Tanpa PC

Assalamualaikum

Cerita dikit sebelum masuk ke pembahasan, tadi pagi saya barusan ikut interview kerja di salah satu perusahaan di salah satu perusahaan yang ada di kota saya, waktu lagi duduk nunggu giliran saya coba buka ngilangin suntuk, niatnya pengen Online, tapi apa daya Paket data seluler gak punya jadi cuma bisa ngarepin wireless

saya coba cek wireless yang ada di sekitar, dan ternyata ada beberapa wireless yang terdeteksi namun di pasangin password namun ada kemungkinan besar saya bisa konek ke wireless tersebut tanpa perlu mengetahui passwornya terlebih dahulu seperti yang pernah saya tulis pada artikel sebelumnya tentang "Hacking Wireless Password menggunakan Android".

Sayangnya hal itu tidak berhasil saya lakukan, karena saya lupa, beberapa waktu lalu Android saya barusan saya flashing alhasil akses Rootnya hilang. Karena aplikasi yang biasa saya pake membutuhkan akses Root makanya saya gagal mendapatkan passwordnya. 

Perlu diketahui, Android yang saya gunakan saat ini adalah Xiaomi Redmi Note 4G Dual SIM (Gucci) dengan ROM Redmi Note Prime Versi MIUI Global Stable 8. saya sengaja menggunakan ROM Redmi Note Prime karena ROM asli Redmi Note 4G TIDAK mendukung bahasa Indonesia, untuk Tutuorial Flashingnya bisa baca di "Tutorial Flashing Redmi Note 4G Dual SIM dengan ROM Redmi Note Prime". 

Jadi Ceritanya pertama saya Flashing Redmi note 4G yang waktu itu menggunakan Versi MIUI 7 dengan Menggunakan ROM Redmi Note Prime yang saat itu Versi MIUI 7 Juga. Beberapa hari kemudian muncul notifikasi bahwa ada Update terbaru yaitu MIUI 8

Akhirnya saya pun melakukan Update dari MIUI 7 ke MIUI 8 via OTA. dan setelah itu barulah saya cek ternyata Akses Rootnya hilang. Sudah saya Coba untuk melakukan Rooting berulang-ulang menggunakan File Root sebelumnya yang pernah saya tulis di "Tutorial Rooting Redmi Note 4G" Namun hasilnya Gagal. 

Nah barulah tadi siang setelah mencoba-coba beberapa kali barulah Redmi Note 4G saya menggunakan ROM Redmi Note Prime Global Stable MIUI Versi 8 ini berhasil saya Root kembali.

Bahan yang di perlukan


File Root di atas sebenarnya diperuntukan bagi Redmi Note 4G Single SIM ( HM Note 1S CT ) Namun ternyata bisa digunakan juga untuk yang dual SIM (Gucci)

Nah untuk caranya sendiri sama saja seperti cara Rooting sebelum-sebelumnya anda hanya perlu mendowonload File tersebut, lalu Masukan ke SD Card. Setelahnya buka Aplikasi Updater, lalu Choose Package dan pilih File Root tadi. Setelah melakukan Rebooting maka Xiaomi Redmi Note anda sudah selesai dan Berhasil di Root

Root Redmi Note 4G Dual Sim (Gucci) MIUI Global 8 Stable Tanpa PC

Dan ini dia buktinya bahwa apa yang saya tulis ini sudah saya coba dan berhasil saya terapkan pada Smartphone android Xiamoi Redmi Note 4G Dual SIM (Gucci) yang saya gunakan saat ini

Root Redmi Note 4G Dual Sim (Gucci) MIUI Global 8 Stable Tanpa PC


14 September 2016

Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)

Sebelumnya pada Skenario 1 - QOS Management bandwidth menggunakan Mikrotik, Skenario yang dibahas agak sedikit rumit. Karenanya saya ingin membuat skenario lainya yang lebih simpel dan mudah untuk mulai di pelajari dan bisa langsung di praktekkan

Saya mohon maaf, karena Skenario yang sudah dan akan saya tulis nantinya mungkin tidak akan berurutan berdasarkan tingkat kesulitnya melainkan secara acak dan tidak berurut, karena tiap kali menulis di Blog ini, saya hanya akan menulis apa yang tengah terlintas di kepala saja.

Perhatikan beberapa point dibawah ini yang menjadi dasar Skenario kita kali ini
  1. Speed yang diberikan oleh ISP adalah 1Mbps untuk Upload dan Download
  2. Router Mikrotik yang digunakan hanya memiliki 2 Buah Port Ethernet
  3. Ether1 dengan IP 192.168.1.2 terhubung langsung dengan Modem (192.168.1.254) yang mengarah ke Internet
  4. Ether2 dengan IP 192.168.2.1 Terhubung ke Switch 
  5. Dibawah Switch ada 2 User, Sebut saja User A dengan IP 192.168.2.3 dan user B dengan IP 192.168.2.4

Goal, atau tujuan yang diharapkan dari skenario ini adalah :
Bandwidth 1Mbps tadi dapat ditgunakan oleh kedua user dengan adil dan merata

Ditahap ini saya tidak lagi menjelaskan tentang konfigurasi standart pada Router untuk mempersingkat waktu, karena tujuan dari artikel ini adalah membahas tentang QOS jadi untuk settingan atau konfigurasi awal Mikrotik bisa dibaca di Artikel saya yang lainya

Karena ini adalah Skenario Basic maka kita akan menggunakan Simple Queue untuk melakukan Pembagian Bandwidth pada kedua user diatas, yang perlu anda lakukan adalah
  1. Masuk ke Winbox selanjutnya klik menu Queue dan Pilih tab Simple Queue
  2. Klik + untuk menambahkan Queue baru, Name di isi user A, target address di isi 192.168.2.3, Max Limit untuk Target Upload dan Download di isi 512k
    Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)
  3. Klik + untuk menambahkan Queue baru, Name di isi user B, target address di isi 192.168.2.4, Max Limit untuk Target Upload dan Download di isi 512k
    Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)
  4. Selesai, 

untuk membuktikan bahwa settingan ini berhasil di aplikasikan, saya menggunakan Virtual Box untuk menjalankan 2 buah OS untuk dijadikan Contoh User A dan User B
Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)


Perhatikan, Kecepatan download yang didapatkan masing-masing user adalah sama yaitu dikisaran 512 Kbps itu artinya Tujuan dari skenario ini telah terpenuhi. Namun konfigurasi ini sebenarnya memiliki kekurangan, yaitu jika salah satu dari kedua User tersebut tidak menggunakan Jatah Bandwidthnya yang sebesar 512Kbps maka user lainya tidak akan mendapatkan efek apapun yang artinya ada Jatah Bandwidth 512Kbps yang nganggur dan tidak terpakai.

Karena kekurangan tersebut, kita perlu sedikit berimprovisasi untuk merubah konfigurasi agar hasilnya nanti, jika ada salah satu dari kedua user tersebut tidak menggunakan Jatah bandwidthnya maka seluruh alokasi Bandwidth yang tersedia (1024Kbps atau 1 Mbps) akan diterima full oleh User yang sedang Online, dan akan kembali menjadi 512Kbps jika kedua user telah aktif kembali untuk menggunakan Jatah bandwidthnya masing-masing

Untuk konfigurasi berdasarkan skenario diatas, anda tidak perlu menghapus Queue yang tadi sudah anda buat, cukup merubah dan menambah beberapa option saja
  • Buat sebuah Parent Queue dengan nama Limit Download ALL, Target address di isi 192.168.2.0/24, Max Limit untuk Target Upload dan Download di isi 1M
    Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)
  • Buka kembali Queue untuk User A, lalu ubah Max Limitnya menjadi 1M
    Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)
  • lalu pindah ke Tab Advanced, Limit At untuk target Upload dan Download dipilih 512k, dan yang terakhir parent pilih Limit Download ALL
    Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)
  • Lakukan hal yang sama seperti diatas untuk Queue User B
  • Setelah selesai, seharusnya Tampilan konfigurasi Simple Queue anda adalah seperti pada Gambar dibawah ini
    Skenario 2 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik (Basic)


Nah dengan konfigurasi seperti diatas maka Bandwidth sebesar 1Mbps yang diberikan oleh ISP dapat di pergunakan secara maksimal tanpa perlu ada yang terbuang atau tidak terpakai dan tentunya akan dibahagi secara adil dan merata untuk tiap user. Bagaimana jika terdapat lebih dari 2 User ? ya anda tinggal membahagi secara rata jumlah total Bandwidth yang di dapat dari ISP lalu dibahagi dengan Jumlah user, nilai tersebut lah yang harus anda isi di pilihan Limit at di Tab advanced.

Sekian dan terima Kasih :D


Konfigurasi Port Mikrotik untuk dijadikan Switch

Sejatinya, Mikrotik adalah sebuah Router, yang artinya tiap Port Ethernet yang ada di Mikrotik akan berdiri secara independen alias berbeda network untuk tiap port-port ethernetnya namun tetap saja Port-port tersebut bisa dikonfigurasikan sebagai Switch biasa.

Kita ambil contoh RB750 yang memiliki 5 buah Port Ethernet. Anggap saja Port 1 akan kita fungsikan sebagai Port yang terhubung ke Internet dengan IP Address 10.10.10.2 dan Port 2 sampai 5 akan difungsikan sebagai Port yang terhubung ke Client dengan IP Address 192.168.2.0

Konfigurasi Port Mikrotik untuk dijadikan Switch

Untuk menerapkan Topologi pada gambar diatas kita harus menentukan terlebih dahulu Port mana yang akan dijadikan Master port dan yang mana yang akan jadi Slave Port. Sebagai contoh kita akan menentukan Port 2 lah yang akan dijadikan Sebagai Master Port sedangkan Port 3 hingga Port 5 akan di jadikan Slave yang berinduk pada Port 2 (Master-Port).

Konfigurasinya pun sangat mudah, anda cukup masuk ke Winbox lalu Klik menu Interfaces lalu klik tab Ethernet. Selanjutnya anda cukup merubah Option Master Port pada Port ethernet 3 hingga 5 yang tadinya None diganti menjadi Ether2. Setelah anda merubah konfigurasi master port maka akan muncul label S di depan Port 3-5 yang artinya adalah bahwa Port 3-5 sudah berfungsi sebagai Switch biasa yang menginduk pada Port 2 sebagai Master Portnya.
Konfigurasi Port Mikrotik untuk dijadikan Switch

Untuk Konfigurasi IP Address, anda tidak perlu lagi melakukanya pada Port3-5, cukup Dilakukan Konfigurasi pada Ether1 dan 2 Saja, karena sudah menjadi Switch yang menginduk pada port 2 maka port 3 hingga Port 5 secara otomatis akan mengikuti konfigurasi IP Address yang ada pada Port 2
Konfigurasi Port Mikrotik untuk dijadikan Switch

Sekian pembahasan singkat mengenai Konfigurasi Port Mikrotik yang difungsikan sebagai Switch.
Terima kasih telah singgah dan membaca artikel ini :D.

Meminimalisir Goncangan (Shake) pada Video dengan Adobe Premiere Pro CC & Sony Vegas Pro

Beberapa hari ini karena tidak ada kesibukan yang berarti makanya saya mencoba untuk main main editing video karena kebetulan selain aktif menulis di Blog saya pun membuat beberapa video tutorial yang saya Upload di channel di Youtube.

Nah, sewaktu Idul adha kemarin, saya merekam video proses penyembelihan hewan kurban tujuanya untuk di upload di Channel Youtube saya yang satunya lagi. namun hasilnya kurang memuaskan, karena videonya bergoyang atau berguncang, maklumlah saya hanya menggunakan kamera handphone biasa tanpa menggunakan tripod.

Untuk menghilangkan Goncangan pada video, atau paling tidak meminimalisirnya, banyak software yang bisa dipergunakan, namun yang biasa saya lakukan adalah menggunkan Adobe Premiere Pro dan Sony Vegas Pro. Sebenarnya menggunakan Adobe After Effect pun bisa, namun karena hasil yang saya dapatkan dari Premiere ataupun Vegas sudah cukup memuaskan, makanya saya tidak menggunakan After Effect lagi.

Untuk menghilangkan goncangan atau video yang bergoyang menggunakan Sony Vegas Pro Caranya Cukup mudah yaitu
  1. Buka aplikasi Sony Vegas Pro
  2. Open/Insert/Drag Video anda kedalam Vegas Pro
  3. Lalu di Timeline klik kanan Pada Video lalu pilih Media FX
  4. Di jendela Plguin Chooser pilihlah Sony Stabilize
    Meminimalisir Goncangan (Shake) pada Video dengan Adobe Premiere Pro CC & Sony Vegas Pro
  5. lalu di jendela selanjutnya pada bagian Preset, silahkan pilih salah satu dari ketiga preset yang ada lalu Klik Apply
    Meminimalisir Goncangan (Shake) pada Video dengan Adobe Premiere Pro CC & Sony Vegas Pro


Light untuk video dengan sedikit goncangan, sedangkan untuk medium dan Heavy untuk video yang sangat berguncang, karena plugin sony stabilize ini bekerja dengan cara menghilangkan frame yang membuat video terlihat bergoncang, maka otomatis jika anda memilih Medium atau heavy panjang ukuran video akan berkurang lebih banyak ketimbang light

Sedangkan untuk meminimalisir goncangan pada video menggunakan Adobe Premiere Pro caranya adalah sebagai berikut
  1. Buka Aplikasi Adobe Premiere Pro
  2. Buat sebuah project baru
  3. Buat Sequence baru, atau anda bisa langsung saja mengimport Video ke jendela Project 
  4. Drag Video tersebut dari jendela project ke Timeline.
  5. Di Jendela Project, klik tab Menu Effects 
    Meminimalisir Goncangan (Shake) pada Video dengan Adobe Premiere Pro CC & Sony Vegas Pro
  6. lalu cari Warp Stabilizer
  7. Jika ketemu, Klik tahan dan Seret ke video yang ada di Timeline
    Meminimalisir Goncangan (Shake) pada Video dengan Adobe Premiere Pro CC & Sony Vegas Pro
  8. Maka Akan otomatis muncul tulisan Analyze di Preview video
  9. untuk melihat dan mengatur settingan Warp Stabilizer, bisa anda lihat di Effects Control yang ada di samping jendela Source
    Meminimalisir Goncangan (Shake) pada Video dengan Adobe Premiere Pro CC & Sony Vegas Pro
  10. Setelah melakukan Analyze, maka Warp Stabilize akan otomatis melakukan Proses penghilangan beberapa Frame untuk membuat Video terlihat lebih rapi dan stabil dari sebelumnya.






10 September 2016

Skenario 1 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik untuk RT/RW Net

Sebagai penyedia layanan Internet dengan skala kecil a.k.a RT/RW Net tentunya kita harus pandai merencanakan strategi untuk meningkatkan kualitas layanan khususnya perihal Bandwidth. Untuk management Bandwidth, Mikrotik sudah menyediakan fungsi Queue yang bisa kita gunakan untuk memanage setiap kebutuhan kita akan keadaan yang dibutuhkan guna menghasilkan Quality Of Service yang baik







Untuk memberikan contoh, Maka saya membuat beberapa ketetapan untuk Skenario kali ini berupa :
  1. Total Bandwidth keseluruhan yang di miliki adalah 10Mbps Untuk Download maupun Upload
  2. Terdapat 2 Kategori User yaitu "User Hotspot" dan "User Non Hotspot"
  3. User Non Hotspot adalah User yang menggunakan perangkat Radio Client, dan MAC/IP Address perangkatnya tersebut di Bypass atau di Binding di menu IP Bindings Hotspot pada Mikrotik
  4. User Hotspot dan User Non Hotspot akan menerima MIR 10Mbps untuk download maupun Upload
  5. User Hotspot Diberikan CIR Sebesar 5Mbps
  6. User Non Hotspot Diberikan CIR Sebesar 5Mbps 
  7. Jumlah User Hotspot Bersifat Dinamik
  8. Pembagian Bandwidth dari Tiap jenis User (Hotspot & Non Hotspot) akan dibahagi secara merata menggunakan PCQ
  9. Metode Queue menggunakan Queue Tree
CIR (Committed Information Rate) adalah alokasi Bandwidth terendah yang akan diterima oleh user saat kondisi trafik jaringan teramat sibuk, seburuk apapun kondisi dan keadaan pada jaringan teresbut , User/Klient tetap akan menerima alokasi bandwidth sesuai dengan CIR yang telah di tentukan
MIR (Maximum Information Rate), Jika CIR adalah alokasi Bandwidth terendah, maka MIR adalah kebalikanya. MIR adalah Alokasi bandwidth tertinggi atau batas kecepatan tertinggi atau tercepat yang bisa digunakan oleh user/klient walaupun ia melakukan aktifitas Download menggunakan Downloader seperti IDM.
Untuk Topologi Jaringan masih sama seperti artikel saya lainya, yaitu dimana IP Hotspot Server adalah 192.168.3.1 dan dengan DHCP Range 192.168.3.100-.192.168.1.3.200. Untuk menyamakan Presepsi saya anggap Mikrotik anda sudah selesai di konfigurasi hotspotnya, dan sudah bisa terhubung ke internet, Jika ternyata Belum, maka silahkan baca artikel saya lainya yang ada Blog ini untuk konfigurasi awal Mikrotik yang akan dijadikan Hotspot Server

Konfigurasi untuk user Hotspot

  • Oke, Yang pertama dilakukan adalah membuat 2 Buah PCQ untuk Upload Maupun Download
    Skenario 1 - QOS Management Bandwidth Pada Mikrotik untuk RT/RW Net
    PCQ Download
    Membuat PCQ Upload
    PCQ Upload
  • Selanjutnya membuat sebuah User Profil di Menu Hotspot - Users Profile. Tujuan dibuatnya Profil ini adalah untuk melakukan Marking Paket secara dinamis dan otomatis, agar nantinya paket paket yang di marking tadi bisa di Queue melalui Queue tree
  • Buat Sebuah Profil dengan nama User-Hotspot
  • Incoming Packet Mark di isi dengan Packet-Upload-Hotspot
  • Outgoing Packet Mark di isi dengan Packet-Download-Hotspot
    Membuat User Profil
    Membuat User Profil
  • Selanjutnya Buat sebuah Limitation di Userman melalui menu Profiles lalu klik Tab Limitations
  • Name diisi User Hotspot Test, Uptime diisi 1d untuk masa berlaku 1 hari (1 Day) lalu di Group Name isi dengan nama Profiles Users yang tadi dibuat di winbox (User-Hotspot)
    Membuat Limitation di userman
    Membuat Limitation di userman
  • Selanjutnya membuat Profile di Userman melalui menu Profiles lalu Klik Tab Profiles dan Klik tombol Plus, berikan nama Profile Test 1 Hari
    Membuat Profiles di userman
    Membuat Profiles di userman
  • Validity di isi 1d juga, artinya berlaku selama 24 Jam. Lalu klik Add New Limitation, maka akan muncul sebuah PopUp, lalu centang Limitation yang sudah dibuat lalu klik Add
    Memasukan Limitation kedalam Profil
    Memasukan Limitation kedalam Profil
  • Oke Setelah Limitation dan Profile berhasil dibuat maka tugas selanjutnya adalah membuat User untuk profile tersebut, Contohnya kita buat sebuah user dengan username : usercoba dan Password : passwordcoba  
  • Oke, konfigurasi di userman sudah selesai, anda menutupnya dan kembali ke Winbox untuk konfigurasi selanjutnya
  • Buat 2 buah mangle untuk Jump user hotspot 
  • Rule pertama, Chain pilih Prerouting, di tab action, action pilih jump dan jump target di isi hotspot (ether hotspot)
  • Rule kedua sama seperti rule sebelumnya, yang membedakan hanyalah Chain, chain yang digunakan untuk rule kedua ini adalah Postrouting
  • Setelah kita mempunyai 2 buah rule mangle, maka selanjutnya adalah membuat Queue di Queue Tree
  • Buat 2 Buah Queue untuk dijadikan Parent Upload dan Parent untuk aktivitas Download
  • Untuk Parent Download beri nama Total Download dan Parent pilih global-out, sesuaikan dengan gambar dibawah ini
  • Untuk Parent Upload beri nama Total Upload dan parentnya pilih internet (Ether yang terhubung ke internet), sesuaikan juga dengan gambar dibawah ini
  • Selanjutnya membuat Queue untuk Aktifitas download User Hotspot, Beri nama user hotspot Download, lalu Parentnya pilih Total Download, untuk packet marks ditulis manual nama paket untuk aktifitas download yang tadi kita buat di User Profile Hostspot yaitu Paket-Download-Hotspot,Queue Type pilih PCQ-Download, Limit at (CIR) di isi 5M sesuai ketetapan yang kitas sepakati tadi yaitu 5Mbps dan untuk Max Limit (MIR) di isi 10M
  • Buat lagi Queue baru untuk aktifitas Upload User Hotspot, sesuaikan dengan gambar dibawah ini
Untuk mengujinya lihat gambar dibawah ini, terlihat sesaat ada user yang login menggunakan Profile Hotspot yang kita buat tadi, maka di Firewal Mangle akan terbentuk sebuah Rules baru secara Otomatis yang berfungsi untuk melakukan marking pada IP Address yang digunakan oleh User hotspot tersebut, dan selanjutnya hasil Paket hasil marking tadi melewati proses Queue di Queue Tree

Sampai disini, Kita sudah berhasil melakukan manajemen bandwidth untuk user hotspot yang bersifat dinamis dan otomatis menggunakan Queue Tree. Kita masuk ke langkah selanjutnya untuk melakukan konfigurasi Manajemen bandwidth bagi user Non Hotspot

Konfigurasi User Non Hotspot

Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, user non hotspot disini adalah Client atau user yang diBypass IP/MAC nya sehingga ia tidak perlu lagi melakukan Login seperti user Hotspot lainya. Untuk bypass sendiri bisa dilakukan pada IP Address Laptop/PC/HP Client atau bisa juga dilakukan Bypass pada IP/MAC Address Wireless Router milik Client
  • Sebagai Contoh, terdapat sebuah perangkat yang akan kita bypass dengan IP Address seperti yang ada di gambar dibawah ini, untuk melakukan bypass maka tinggal Klik kanan lalu pilih Make Binding, selanjutnya Type di pilih Bypassed lalu klik Ok
  • Maka informasi MAC, IP dan Type tadi akan masuk ke Tab IP Bindings
  • Lanjut untuk membuat rules di Firewall Mangle
  • Buat sebuah Rule, Chain di pilih Prerouting, src-address di isi dengan IP Address user yang tadi di Bypass lalu klik tab Action, action pilih mark connection, new mark connection di isi, koneksi-non-hotspot lalu klik ok
  • buat sebuah rule lagi, Chain pilih prerouting, connection mark pilih koneksi-non-hotspot lalu klik tab action, action di pilih mark packet, new mark packet di isi dengan packet-non-hotspot
  • Lanjut membuat Queue di Queue tree
  • Buat Queue dengan Nama User Non Hotspot Download, selanjutnya sesuaikan seperti gambar dibawah ini
  • Buat juga queue lagi untuk aktifitas upload non hotspot, sesuaikan dengan gambar dibawah ini


Selesai, Hasil akhir dari Konfigurasi hotspot,Firewall, dan Queue Tree harusnya terlihat seperti gambar dibawah ini

Oke, untuk Skenario 1 Management bandwidth kali ini selesai sampai disini, Jika ada kesalahan mohon di koreksi, dan jika Artikel ini membantu anda mohon untuk share ke teman anda lainya.



09 September 2016

Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing

Beberapa waktu lalu saya sempat mencoba membantu seorang teman yang memiliki masalah dengan Smartphone Oppo Neo 3 miliknya. Kronologis masalahnya di awali dengan Smarphone Oppo Neo 3 Miliknya tersebut terasa sangat lambat dan sering Loading, kemungkinan besar itu terjadi karena terlalu banyaknya Aplikasi yang terinstall di Smartphonenya atau Aplikasi yang berjalan di belakang layar terlalu banyak sehingganya , Penggunaan RAM semakin tinggi dan akibatnya ketersediaan Resources RAM inilah yang menjadi penyebab utama Smartphone ini sering loading atau lambat respon bahkan sering Force Close
Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing

Solusi yang diambil oleh teman saya tersebut adalah dengan melakukan Reset ke Pengaturan awal atau factory default melalui menu yang ada di Pengaturan. Setelah proses Restore ke pengaturan awal selesai dilakukan muncul sebuah masalah baru, Yaitu setiap kali membuka Google Play Store selalu Gagal dengan notifikasi Maaf, Google Play Store telah berhenti. Karena itulah ia meminta bantuan untuk melakukan Flashing pada Smartphonenya dengan harapan Masalah tersebut bisa diselesaikan
Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing

Yup, tanpa banyak basa basi saya pun langsung mencoba melakukan Flashing pada Smartphone Oppo Neo 3 R831K ini yaitu dengan mendownload beberapa perlengkapan kebutuhan Berupa


Setelah semua bahan tersedia, selanjutnya masuk ke tahap memasak, eh Flashing maksud saya
  • Turn Off Oppo Neo 3, Pastikan benar-benar mati kalau perlu cabut dahulu baterainya lalu pasangkan kembali, tapi jangan dulu di hidupkan
  • Extract Firmware menggunakan Aplikasi Winrar atau 7z atau sejenisnya
  • Install Driver Oppo 
  • Extract SP Flash Tools lalu, buka aplikasi SP Flash Tools tersebut
  • Klik Scatter-Loading lalu arahkan ke folder tempat dimana anda tadi mengextract Firware, Lalu pilih Scatternya
  • Selanjutnya Klik Download
    Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing
  • Colok kabel USB ke PC lalu sambungkan ke Smartphone Oppo Neo R3, maka sesaat akan Oppo akan bergetar, lalu tekan dan Tahan tombol Volume Down
  • maka di Tampilan SP Flash Tools akan terlihat Proses Flashing sudah dimulai otomatis
  • Tunggu hingga Proses Flashing selesai lalu hidupkan kembali Oppo anda dengan menekan tombol Power seperti biasanya.


Sampai disini Smartphone Oppo Neo 3 R831K sudah selesai di Flashing, namun sebagai bahan pembelajaran dan juga sebagai bekal pengalaman, makanya saya melakukan Flashing sekali lagi tapi dengan cara yang berbeda dengan sebelumnya, Yaitu saya melakukan Flashing ROM lagi pada Oppo Neo 3 tanpa PC atau tanpa SP Flash Tools atau lebih tepatnya Flashing via Recovery Mode.

Untuk Firmware/ROM yang digunakan untuk Flashing melalui Recovery, ROM nya berbeda dari ROM yang ada di Link diatas, untuk ROM/Firmware Oppo Neo 3 Via Recovery bisa di Download langsung dari situs resmi Oppo atau Melalui Link ini Firmware Oppo Via Recovery

Proses ini lebih mudah daripada menggunakan PC, karena setelah selesai mendownload File Firmware tersebut, kita bisa langsung memindahkan File tersebut ke SD Card yang terpasang di Smarphone Oppo Neo 3 anda.
  • Selanjutnya, Oppo Neo 3 dalam keadaan Mati, lalu Masuk ke menu recovery, dengan menekan Tombol Power + Tombol Power Down , tahan dan tunggu sampai masuk ke menu recovery baru lepaskan kedua tombol tersebut.
  • Lalu pilih Bahasa Inggris
    Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing
  • Pilih Install From SD Card
    Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing
  • Pilih Firmware yang tadi didownload dalam bentuk ZIP 
  • Maka Proses Flashing segera dimulai
    Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing
  • setelah proses flashing selesai maka Oppo Hidup kembali dalam keadaan Normal seperti sedia Kala
Terima kasih telah mampir dan membaca Artikel "Beberapa Masalah Pada Oppo Neo 3 R831K diatasi dengan Flashing" di Blog Catatan Lamers ini






06 September 2016

Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT

Melakukan instalasi pada Laptop atau PC menggunakan Sistem Operasi Windows sudah merupakan hal yang dianggap sangat mudah untuk yang sudah biasa melakukanya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan instalasi Windows, bisa dengan menggunakan media CD/DVD, Flashdisk dan lain sebagainya

Sejak dirilisnya Windows 8, perkembangan penjualan Laptop pun menjadi sedikit berbeda dari sebelumnya dengan hadirnya banyak Laptop atau lebih tepatnya Notebook dengan ukuran Slim yang didalamnya sudah di install Windows 8 atau Windows 8.1
Hal lain yang berbeda adalah kebanyakan dan hampir semua Notebook slim menggunakan BIOS UEFI yang hanya mendukung Booting untuk media seperti harddisk dengan sistem GPT sedangkan untuk media seperti Harddisk dengan Sistem MBR yang pada umumnya kita gunakan, tidak dapat Booting pada BIOS dengan sistem UEFI ini.
Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT

Pada media dengan sistem MBR partisi akan di bagi menjadi, Primary, Extension dan Active partition, sedangkan untuk GPT, seluruh Partisi akan menjadi Active Partition.

Hal yang biasa ditemui saat anda mencoba menginstall Windows 7 pada BIOS dengan Partisi GPT adalah berupa Gagal Booting atau bisa Booting namun saat masuk ke pemilihan partisi mana yang akan di install, tidak ditemukanya 1 pun partisi yang bisa digunakan.
Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT

Untuk mengatasi Hal tersebut, anda bisa menggunakan beberapa cara yaitu
  1. Cara Pertama,gunakan CD/DVD atau file ISO yang mendukung UEFI
  2. Cara KeduaJika anda menggunakan USB Flashdisk sebagai media Instalasi dan OS atau Sistem operasi yang anda punya adalah Sistem Operasi lama yang tidak mendukung UEFI alias Non UEFI seperti Windows 7, dan windows versi sebelumnya, maka anda bisa menggunakan Aplikasi Bantuan yaitu RUFUS.
    Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT
    Aplikasi Rufus ini bisa membantu anda merubah file CD/DVD atau File ISO dari Sistem operasi agar bisa Booting melalui Flashdisk dan Bisa Booting pada BIOS dengan Sistem UEFI
  3. Cara Ketiga, Menonaktifkan UEFI dan merubah format System harddisk dari GPT ke MBR. Nah cara merupakan pilihan terbaik menurut saya. Untuk merubah sistem BIOS yang UEFI bisa anda lakukan dengan cara masuk ke BIOS, lalu ubah UEFI menjadi Legacy.
    Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT
    dan untuk merubah format sistem GPT pada hardisk menjadi MBR bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan Tools AOEMI Partition Assistan atau tools sejenisnya, atau juga anda bisa menggunakan tools bawaan yang sudah ada pada Windows yaitu Diskpart
Baca juga : Instalasi OS Windows Menggunakan USB Flashdisk dengan mudah
Untuk merubah Sistem GPT menjadi MBR menggunakan Diskpart caranya cukup mudah, yaitu seperti ini
  • Laptop/Notebook dalam keadaan Turn Off
  • Colok Flashdisk ke Notebook atau masukan CD/DVD ke CD-ROM
  • Hidupkan Laptop/Notebook lalu masuk ke menu BIOS (Cara masuknya berbeda-beda namun pada umumnya dengan menekan tombol F2 atau DEL pada Keyboard)
  • Di menu BIOS ubah Priority Boot menjadi Flashdisk terlebih dahuulu
  • Save dengan menekan Tombol F10 (Biasanya juga ada yang F4)
  • Setelah masuk ke menu awal instalasi Windows, jangan dulu langsung di Klik Instlall tapi klik repair Windows, lalu Klik Command Prompt
  • Setelah muncul layar Command Prompt, Ketik DISK PART
    Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT
  • Lanjutkan dengan mengetik Listdisk
    Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT
  • Lalu Select Disk 0 (Jika hanya ada 1 Harddisk maka hanya akan ada 1 Disk yang muncul)
    Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT
  •  Ketik Convert MBR dan Enter
    Lengkap !, Solusi gagal Install Windows pada BIOS UEFI / GPT
  • Jika proses Convert telah Selesai, maka anda sudah bisa melakukan Instalasi windows seperti biasanya
Perlu diingat, Sebaiknya anda membackup terlebih dahulu data-data penting anda sebelum melakukan Instalasi, karena saat proses Convert data akan terhapus