25 January 2019

Bypass Google FRP Redmi Note 5 Whyred & Redmi S2 YSL


Assalamualaikum
Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang bagaimana saya melakukan Bypass Google FRP pada Xiaomi Redmi Note 5 ( Whyred ) milik salah seorang teman saya. Cerita ini bermula ketika ada teman saya yang datang dengan wajah panik dikarenakan Smartphone Xiaomi redmi note 5 yang baru beberapa jam dibelinya itu sudah tidak bisa digunakan karena terkunci di Google Account Verification. Hal ini terjadi dikarenakan entah mengapa ia melakukan Reset atau kembali ke pengaturan awal pada Redmi note 5 miliknya tersebut, parahnya lagi akun Google yang sebelumnya ia masukkan pada Note 5 ini, adalah akun Google yang baru saja dibuatnya dengan asal-asalan sehingga ketika berhadapan dengan FRP barulah ia menyadari kelalaianya dalam urusan Akun Google ini.


Selanjutnya, saya pun mencoba melakukan Bypass FRP pada Redmi Note 5 Whyred ini dan ternyata bisa bahkan sangat mudah sekali, karena untuk melakukan bypass FRP pada handphone ini saya tidak perlu masuk ke fastboot atau melakukan flashing apapun intinya cara bypass ini murni tanpa bantuan PC/Komputer. Oia, setelah cari informasi ternyata cara ini juga bisa diterapkan pada Xiaomi Redmi S2 (YSL). Penasaran gimana caranya ? oke langsung saja ya simak dengan seksama.
  • Masukan SIM Card yang memiliki Paket data Internet pada Redmi Note 5
  • Hidupkan Redmi Note 5 Whyred yang posisi dalam keadaan Terjebak FRP
  • Karena baru direset, Silahkan pilih Bahasa,Wilayah lalu next terus sampai pada Opsi untuk Konek ke jaringan Wireless
  • Pilih Tambah Jaringan, lalu pada Kolom SSID atau Nama jaringan tuliskan Youtube.com.
  • Select (Tap sekali pada tulisan lalu Tahan) tulisan Youtube.com tersebut maka akan muncul Opsi untuk membagikan Teks tersbut, lalu pilih Pesan maka otomatis akan terbuka aplikasi perpesanan dengan isi pesan yaitu youtube.com selanjutnya kirim sms tersebut ke sembarangan kontak anda.
  • Jika sudah dikirim isi sms yang tadinya hanya berupa teks biasa akan berubah menjadi berwarna biru lalu tap teks tersebut maka akan terbuka aplikasi Youtube yang ada di Smartphone anda
  • Pilih menu Account yang ada di Sudut kanan atas lalu pilih tulisan "Ketentuan & Kebijakan Privasi"
  • Otomatis akan terbuka Browser Internet, nah karena sudah bisa Browsing internet sekarang tinggal Download Launcher baru, Contohnya apex launcher kalo dan setelah selesai di download langsung di install dan dibuka sehingga sekarang anda sudah bisa mengakses Home Screen 
  • Buka Setting/Pengaturan lalu pilih About Phone/Tentang Ponsel lalu tap 5x pada MIUI Version sampai muncul tulisan "Sekarang Anda adalah Pengembang"
  • Kembali ke menu utama pengaturan/Setting, lalu masuk ke submenu Setelan Tambahan - Opsi Pengembang
  • Tap pada tulisan Buka Kunci OEM sehingga berubah dari yang tadinya off menjadi ON
  • Kembali ke menu sebelumnya, lalu masuk lagi ke Opsi pengembang, lihat kembali pada Menu Kunci OEM apa masih On atau  Off, jika kembali Off maka On kan lagi lalu keluar dari opsi developer dan masuk lagi opsi developer untuk mengecek sudah on atau off
  • Jika sudah benar benar yakin posisi Buka Kunci OEM sudah ON langsung di restart Saja Xiaomi Note 5 Anda, maka Pada saat akan memasukan Email (FRP) seharusnya sudah bisa dilewati, karena sudah muncul tombol untuk melewatinya dan masalah Terselesaikan

Oke Sekian dan Terimakasih
Wassalam

22 January 2019

Memperbaiki Solder Uap yang tidak mau Panas

Assalamualaikum
Beberapa hari yang lalu setelah sekian lama akhirnya terwujud juga salah satu keinginan saya yang sudah cukup lama saya rencanakan yaitu Memiliki Blower atau biasa di sebut Solder Uap. 

Solder Uap yang saya beli ini bermerek QUICK 858D Digital tapi bukan yang original melainkan KW/Tiruannya. Blower ini saya beli dari Toko online dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar setengah dari harga Blower Quick 858D Originalnya. Sengaja saya beli bukan yang original dikarenakan budget yang terbatas dan juga ini Solder Uap pertama jadi saya anggap ini hanya sekedar untuk coba coba saja dulu alias untuk di pake belajar dulu. Nanti kalo udah agak mahir baru beli yang agak bagusan dikit, itupun kalau ada rejeki Lebih :D.

Setelah menunggu lebih dari seminggu akhirnya kiriman dari JNE berupa Solder uap yang ditunggu tunggu akhirnya sampai juga dirumah, Langsung saja saya coba biar bisa dikonfirmasi ke penjualnya. Setelah dicoba beberapa kali akhirnya saya pastikan Solder Uap ini dalam keadaan baik dan sudah bisa saya konfirmasi ke penjualnya tanpa perlu melakukan Klaim apapun.

Besoknya ketika saya mau nyobain lagi eh tiba tiba Solder Uap ini tidak mau Panas, walaupun saya sudah menyetel temperatur melalui tombol yang ada di mesinnya tetap saja Blower tidak mau panas, kalau anginya sih keluar dan bisa di atur melalui knob yang ada di mesinnya. Sedih, namun mau bagaimana lagi, yang namanya versi KW pasti kualitasnya pun dibawah alias cepat rusak kayak gini atau mungkin sayanya yang lagi yang apes ya.

Langsung tuh saya hubungi penjualnya, dan beruntung setelah diskusi dengan penjualnya dia mau bertanggung jawab Namun ada 1 masalah, yaitu untuk proses pengembalian barang ongkos kirim pulang baliknya saya yang tanggung. Nah Ongkos kirim Pulang balik dari Toko ke Rumah saya sudah setengah dari harga Blowernya, ini dia yang bikin saya galau lagi.

Dengan sangat terpaksa saya urungkan niat saya untuk mengkalim garansi mengingat biayanya yang kurang sebanding. dan akhirnya saya putuskan untuk memberanikan diri untuk mencoba mencari tahu penyebab masalah pada Blower Quick 858D Digital KW ini siapa tahu bisa saya perbaiki.

Yang pertama kali saya curigai adalah terdapat masalah pada gagangnya, karena itu langsung saya coba bongkar dengan melepas 2 buah baut yang terdapat di gagang Solder uap ini. Didalmnya terdapat sebuah kipas angin, rangkaian elektronik, dan elemen pemanas. Tidak ada bagian yang terlihat rusak, semua komponen terlihat baik-baik saja dan tidak ada kabel atau jalur yang putus, oleh karena itu saya berasumsi kuat bahwa masalah ada pada Elemen pemanasnya.

Dengan perlahan saya mencoba membuka gulungan kertas timah yang membungkus elemen pemanas (entah apa namanya) agar tidak rusak dan masih bisa digunakan kembali. gulungan kertas tersebut ternyata terdapat kawat yang berbentuk per dan melingkar lingkar. Namun jelas terlihat kawat ini sudah putus dan inilah penyebab solder uap saya tidak bisa panas.
Toko toko elektronik di kota saya tidak ada yang menjual sparepart elemen pemanas seperti ini, adanya hanya di toko online saja, Jadi saya mencoba menyambungkan kembali kawat yang putus tadi, dengan cara melilit2 kedua bagian yang putus menjadi 1 bagian dengan harapan dengan cara seperti ini blower bisa Panas kembali.
Setelah saya rakit kembali semua bagian seperti semula, tiba waktunya yang mendebarkan yaitu uji coba apakah masih bisa digunakan atau harus beli elemen baru dan menunggu 7 hari lagi. Dan hasilnya ternyata sangat menggembirakan ternyata Solder uap/Blower bisa kembali panas dan berfungsi selayaknya solder uap pada umumnya.

Sampai dengan hari ini solder uap yang tadinya rusak sudah saya gunakan seminggu lebih semenjak saya menyambung kawat elemen pemanas, dan keadaanya masih baik baik saja. Namun buat jaga-jaga saya membeli beberapa buah elemen pemanas buat si Blower ini dari toko online, sekiranya suatu saat nanti bagian yang rusak pada elemennya sudah tidak bisa diperbaiki lagi, maka bisa langsung diganti karena saya sudah punya sparepartnya

Oke sekian Pengalaman saya ketika mencoba memperbaiki Blower / Solder Uap digital Merk Quick 858D KW yang tidak bisa panas dengan menyambung kawat elemen pemanasnya.

Sekian dan terimakasih
Wassalam

04 January 2019

Rangkuman Akhir Tahun 2018 Catatan Lamers

Assalamualaikum, Tak terasa sudah hari ke 5 di bulan awal di tahun 2019. Ini artinya 9 tahun sudah saya kenal dan ikut terjun ke dunia Web Blog semenjak tahun 2010 ketika saya masih duduk di bangku kuliah dulu.
Blog Catatan Lamers ini sendiri, di tahun 2019 ini baru akan memasuki usia yang ke 3 tahun semenjak pertama kali saya publish pertengahan tahun 2016 untuk menggantikan beberapa Blog lama saya.
Di Tahun 2018 Kemarin begitu banyak pengalaman, cerita menarik, Kasus baru, dan tentunya Ilmu serta pengetahuan baru yang ditahun tahun sebelumnya belum saya ketahui.
Tapi dari sekian banyak pengalaman tersebut hanya sedikit saja yang sempat saya muat di blog Catatan Lamers ini dalam bentuk Artikel. Bukan karena sangat sibuk sehingga saya jarang menulis artikel baru melainkan ada 2 hal penyebabnya, yaitu yang pertama Saya disibukkan dengan urusan yang kurang bermanfaat dan alasan kedua adalah rasa Malas.
Lihat saja Selama 12 Bulan kemarin rata rata jumlah postingan hanya sekitar 3-4 postingan saja dalam sebulan. Bahkan ada yang cuma 1 artikel di dalam 1 bulan. Tapi ya sudahlah semoga saja kedepanya saya bisa kembali aktif dan bersemengat kembali untuk berbagi pengalaman dalam bentuk postingan di Blog Catatan Lamers ini.
Dibulan Januari tahun 2018 kemarin, saya mulai tertarik ke dunia Elektronika makanya saya putuskan untuk lebih aktif mempelajari ilmu Elektronika khususnya yang dasar dasarnya dulu. Dengan pengetahuan yang masih sangat minim saya langsung memutuskan membeli Solder, Timah, Multimeter dan beberapa tools lain yang biasa dipakai tukang Reparasi/Servis. Tujuannya sih biar bisa lebih serius belajar dan lebih mudah prakteknya dan biar gak bosan hanya baca teori tapi tidak dipraktekkan.
Oia, Solder dan timah ini juga termasuk salah satu penyeban saya jarang nulis, karena entah mengapa semenjak ada Solder saya jadi rajin sekali mencabuti komponen komponen Elektronika seperti resistor, kapasitor dll dari Papan sirkuit alat alat elektronik yang sudah rusak yang ada di sekitar saya walaupun ada juga sih beberapa alat elektronik dirumah yang masih berfungsi dengan baik malah saya rusak dengan menelanjangi papan rangkaianya.
Komponen2 bekas yang sudah saya kumpulkan ini selanjutnya saya sortir sesuai jenis dan tipenya masing masing. Alasan dibalik ini semua adalah agar supaya jika sewaktu waktu di tengah tengah pembelajaran saya membutuhkan suatu komponen, saya tidak perlu lagi ke toko untuk membelinya atau mencari cari komponen bekas di papan rangkaian. Sekedar informasi banyak dari komponen komponen yang saat itu tidak saya ketahui nama serta fungsinya, pokoknya saya kumpulkan saja dulu siapa tau suatu saat akan saya butuhkan pikir saya saat itu.
Dengan bermodalkan solder dan sedikit dasar dasar elektronika, setidaknya saya sudah mampu untuk membuat rangkaian rangkaian  sederhana seperti membuat Power supply adjustable menggunakan Regulator tegangan (7805,7812,LM317), membuat rangkaian charger Li-Po auto cut off, rangkaian Amplifier Mono sederhana menggunakan LM386 dan masih banyak lagi. Saya pun sudah sedikit agak mampu menganalisa kerusakan pada sebuah alat elektronik yang rusak. Dan tak saya sangka, dengan bekal semua yang hanya sedikit itu tadi saya berhasil memperbaiki beberapa alat elektronik yang sudah rusak.
Salah satu project arduino saya yang sempat terhenti yaitu membuat RC Car karena rusaknya Modul H Bridge yang saya beli dari toko online akhirnya bisa saya lanjutkan kembali berkat Ilmu elektronika yang baru saya pelajari ini. Untuk mengganti modul H Bridge yang rusak tersebut saya membuat sebuah rangkaian H Bridge sederhana hanya dengan menggunakan Transistor yang di rangkai sedemikian rupa sehingga mampu membuat DC Motor berputar kedepan dan juga kebelakang.
Dibidang Wireless Networking, Ilmu elektronika ini juga membantu saya karena akhirnya saya bisa memperbaiki beberapa buah POE (Power over Ethernet) yang sudah lama rusak. Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri yang saya rasakan ketika bisa menyelesaikan masalah tanpa harus mengganti POE dengan membeli lagi yang baru.
Hal yang kurang menyenangkan terjadi di tahun 2018 kemarin adalah ketika saya memutuskan untuk berhenti Dari dunia Mining Cryptocurrency, dikarenakan harga Cryptocurrency yang sedang saya mining/tambang yaitu Ethereum (ETH) sedang berada di harga yang sangat rendah untuk waktu yang cukup lama bahkan hingga artikel ini saya tulis harga Ethereum makin menurun drastis, Harganya kini jauh dibawah harga pertama kali saya mengenal Cryptocurrency 2 tahun silam. Ketika itu harga koin eth masih bernilai 4 Jutaan dan hari ini jatuh sampai 1 jutaan saja. Hal ini jelas berdampak pada kehidupan saya, karena selama 2 tahun belakangan saya cukup bergantung pada pendapatan hasil dari Mining ethereum ini, namun dengan sangat terpaksa saya harus berhenti menambang mengingat Koin yang didapatkan tidak lagi berimbang dengan biaya listrik yang harus saya keluarkan. Dengan berat hati VGA yang dulu saya beli dengan susah payah harus saya lepaskan dengan harga yang jauh dibawah ketika dulu saya membelinya. Tapi jika dihitung hitung, walaupun saya menjual VGA tersebut dengan harga yang sangat murah, saya tetap saja masih untung, karena apa yang sudah didapatkan jauh lebih besar ketimbang dari Harga VGA tersebut. Bayangkan saja, selama hampir 2 tahun untuk kehidupan keluarga sehari hari, saya hanya bergantung dari VGA yang bekerja tanpa henti siang dan malam untuk menambang Koin ethereum. Jadi jelas saya jauh dari kata rugi ketika melepas VGA tersebut dengan harga yang sangat murah. Namun dari semua VGA yang saya miliki, saya memutuskan untuk tidak menjual 1 Buah VGA, karena rencananya akan saya gunakan untuk Bermain Game.
Kesibukan belajar Elektronika ini hanya berlangsung sampai kira2 bulan Mei 2018. dan hari hari saya pun mulai di isi dengan kesibukan baru yang kurang bermanfaat namun sampai hari ini masih terus saya lakukan, yaitu Bermain Game.
ya, kira kira bulan Mei itulah pertama kali saya mengenal game PUBG yang kini menjadi Candu yang sangat sukar untuk saya tolak. 1 Hal positif yang saya dapati dari Bermain Game PUBG ini adalah saya mendapati banyak pengalaman serta ilmu baru seperti : Diawal saya bermain PUBG begitu banyak saya jumpai player yang menggunakan Cheat sehingga timbul rasa ingin tahu saya tentang bagaimana cara Membuat/mendapatkan serta merasakan sensasi menggunakan cheat. Dari sinilah awalnya saya mempelajari LUA Script, Cara Compile/Decompile nya bagaimana cara nulis scriptnya bagaimana, dan banyak lagi hal hal yang saya pelajari mengenai LUA Script dan Aplikasi Game Guardian sebagai Media untuk mengeksekusi Cheat PUBG yang dalam bentuk LUA Script.

Dari Bermain PUBG juga saya mengetahui tentang bagaimana cara memilih atau menentukan Bagus atau tidaknya sebuah perangkat Android dengan memperhatikan Merk,Jenis dan type komponen komponen didalam Smartphone itu seperti dengan melihat spesifikasi rinci dari  Chipsetnya,GPUnya,merknya, dan lain lain. Karena kalau dulu saya hanya terfokus ke 2 hal yaitu Ukuran RAM dan memori Internalnya saja. Asal RAMnya besar sudah pasti Smartphone itu cepat padahal tidak seperti itu karena ada faktor faktor lain yang lebih penting ketimbang RAM, seperti Clock Speed dari CPU yang digunakan, Jumlah Core nya ada berapa dan untuk Gaming yang paling penting di perhatikan adalah Spesifikasi dari GPU yang digunakan di Smartphone tersebut.
Masih mengenai Game PUBG. Setelah akun saya di Banned oleh Tencent karena terdeteksi menggunakan Program Ilegal alias Cheat, saya kembali membuat akun baru namun kali ini saya tidak lagi menggunakan Cheat karena sensasi bermain tanpa cheat itu lebih menarik ketimbang menggunakan cheat. Diakun kedua saya ini, berhubung tangan saya sering berkeringat makanya saya mencoba berimprovisasi untuk bermain di Smartphone namun menggunakan Keyboard dan Mouse sebagai kontrolnya dengan menggunakan Bantuan USB OTG dan USB HUB sebagai media penghubungnya. Sebenarnya sih saya sudah mencoba menggunakan L1 R1 Trigger dan sudah pernah juga menggunakan Joystick tapi kurang nyaman daripada menggunakan Keyboard dan Mouse.
Cukup lama saya bermain menggunakan Keyboard dan Mouse sampai muncul sebuah isu bahwa penggunaan Mouse dan Keyboard ini dilarang oleh pihak Tencent karena dianggap Cheat dan aplikasi aplikasi untuk mapping keyboard akan segera masuk dalam banned list oleh tencent. Disaat isu isu itu lagi hangat hangatnya, kebetulan saya menjumpai sebuah informasi mengenai Adanya Sistem Operasi Android X86 yang tidak terdeteksi Emulator dan aman dari Banned yaitu Phoenix OS ROC.
Inilah pertama kali saya mengenal istilah Android X86. Yang artinya adalah Sistem Operasi android yang dikhususkan untuk digunakan di perangkat Seperti PC atau Laptop. Awalnya saya fikir Android X86 ini sama seperti Emulator Android kayak Bluestack atau sejenisnya namun ternyata berbeda. Kalau Emulator, Android dijalankan di dalam Sistem operasi seperti windows 7, windows 8 dll. Sedangkan Android X86 ini benar benar berjalan langsung dari Harddisk.
Tak hanya Phoenix OS, ternyata ada banyak lagi jenis lain dari Android X86, seperti Remix OS yang kini sudah dihentikan pengembanganya dan yang terbaru dan masih dalam tahap Beta adalah Prime OS. Karena masih dalam kategori baru, banyak problem yang dijumpai ketika menginstall atau menjalankan Android X86 ini. Hal ini memberikan saya pengalaman pengalaman baru ketika melakukan troubleshooting dari masalah masalah tersebut. Hal ini juga yang menjadi pemicu saya untuk membuat sebuah Channel Yotube lagi untuk memposting Cara cara yang saya lakukan untuk mengatasi beberapa masalah mengenai Android X86.
Untuk urusan Flashing Android, selama tahun 2018 kemarin lumayan banyak juga kasus yang saya tangani. Namun dari kesemuaan kasus ada 2 kasus yang cukup menarik yaitu yang pertama saya baru tau kalau ternyata Hanphone Samsung Lipat itu bisa di Flash padahal bukan Android karena saya pikir hanya yang smart saja yang bisa diflash yang gak smart gak bisa diflash hehehe. Kasus kedua yaitu ketika saya berhasil melakukan flashing pada Xiaomi Mi 6x yang Stuck Di logo dan berada pada kondisi ARB4 menggunakan metode flashing Test Point.
Mungkin itu saja dulu yang bisa saya tulis di Rangkuman Akhir Tahun Catatan Lamers 2018 ini, sekiranya nanti ada pengalaman lain yang teringat maka akan kembali saya update di Artikel ini
Sekian dan Terima kasih
Wassalam